Thomas Frank mengatakan pada hari Jumat bahwa ia telah “meninggalkan sebagian besar hatinya” di Brentford setelah mengambil tugas berat untuk menghidupkan kembali peruntungan Tottenham di Liga Primer. Spurs mengumumkan pelatih asal Denmark itu sebagai pelatih kepala baru mereka dengan kontrak tiga tahun pada hari Kamis, sebagai pengganti Ange Postecoglou yang dipecat. Frank, 51 tahun, memenangkan 136 dari 317 pertandingannya selama tujuh tahun di Brentford, yang membawa mereka ke Liga Premier pada tahun 2021.
Dalam pesan emosional yang diunggah di situs web Brentford, Frank berkata: “Sudah waktunya bagi saya untuk pindah. Namun, bahkan saat saya pergi, saya tahu saya telah meninggalkan sebagian besar hati saya di Brentford, tidak hanya di klub sepak bola tetapi juga dengan komunitas dan, tentu saja, para pendukung yang luar biasa dan setia.
“Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada klub karena telah memberi saya kesempatan untuk mengejar impian saya dan kepada semua orang yang terlibat yang membuat perjalanan ini menjadi kenangan yang tak terlupakan.”
Ia berkata bahwa merupakan suatu keistimewaan untuk diizinkan menjadi bagian dari “komunitas istimewa” seperti itu.
“Apa pun yang telah kita capai, kita capai bersama, dan kesuksesan kita dibangun atas persatuan, semangat, keberanian, dan ambisi di setiap level klub dan di antara para penggemar,” katanya.
“Semua orang telah berkontribusi, dan setiap kontribusi sangat berharga. Saya tidak hanya meninggalkan klub sepak bola, saya mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang selalu mendukung saya di saat senang maupun susah.”
Frank, yang menjadi pelatih tetap keempat Tottenham sejak 2021, bertugas mengangkat klub kembali ke jajaran elite Liga Primer.
Spurs akan bermain di Liga Champions musim depan berkat keberhasilan mereka di Liga Europa di Bilbao, di mana mereka mengalahkan Manchester United 1-0 di final.
Trofi Eropa pertama mereka selama 41 tahun diraih berkat sesumbar Postecoglou bahwa ia selalu memenangkan trofi di musim keduanya.
Namun, pelatih asal Australia itu harus membayar harga untuk musim Liga Primer yang menyedihkan di mana Tottenham finis di urutan ke-17 setelah kalah dalam 22 dari 38 pertandingan mereka.
Tottenham finis tujuh peringkat dan 18 poin di bawah Brentford asuhan Frank.